Minggu, 27 Maret 2011

Hujan.... dan kenangan asramaku

Dalam rintikan hujan, aku selalu mengenang masa lalu. Hujan adalah sebuah memory card yang dapat memutar ulang ingatan - ingatanku dalam hujan. Kenangan terakhirku tentang hujan adalah tahun lalu. Membayangkan betapa gilanya diriku dan kawan - kawan di asrama. bersenandung dalam hujan. Aku, sebagai pembicara layaknya di setasiun radio yang akan menerima setiap request. Kemudian memutar lagu dan kamipun bernyanyi dalam hujan.

Kenangan - kenangan itu jua tak kan pernah larut dan terbawa oleh siutan angin. Ramadhan tahun lalu, masih di asrama. Asramaku terletak di sebuah kota di pulau jawa. Di belakang asramaku terdapat sawah yang membentang sempit *tak luas* tepatnya. Tempat itu kecil, tak berbentuk seperti pondok pesantren. Tapi, peraturannya sih super.

Rumah dua lantai itu gelap. Sore itu aku hanya termenung melihat angin yang berhembus menumbangkan sebuah pohon. "Ih serem..." teman - temanku berbisik keras. Kemudian ustadzah memangil kami dari lantai bawah untuk segera turun. Kamipun turun.

"mbak elisa, mbak anis sama mbak beta, tadi belum balik?" tanya ustadzah. Kami tak bergeming terkaum- kagum melihat suasana mencekam sore itu. Ada tiga anak wisma yang belum pulang. Suasana semakin menegang. Petir menyambar tajam, lampu tak urung mati, nyala, mati, nyala. Adzan akan segera berkumandang. Tak satupun sosok mereka terlihat.

"duuuuuuuuuuuuaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr" clap!! Petir yang sangat besar menyambar. entah apa yang disambar. Otakku berputar ke masa lalu. Beta adalah seoran yang takut terhadap petir. Dia akan berteriak atau memeluk siapapun di sebelahnya. Dia pasti ketakutan sekarang.

Tampak tiga sosok melangkah di depan. seorang laki - laki dan dua orang gadis. Anis rupanya datan bersama ochy dan kakaknya. hati ustadzahku sudah mulai lega meski masih ada dua anak lagi yang belum pulang. Bersama - sama dalam kegelapan sore, hujan deras, lilin, dan kecemasan. 2010 lalu........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar